assalamu'alaikum wr.wb.
Ingat wahai para hamba Allah SWT. yang telah memperoleh akan kasih sayang-Nya. Sungguh kaidah-kaidah ajaran sufi itu telah di bangun oleh para guru kaum sufi atas dasar prinsi ketauhidan yang benar. Mereka memelihara dari segala macam perbuatan bid'ah serta mendekatkannya sesuatu yang mereka peroleh dari para kaum terdahulu juga dari ahli sunnah , yakni mereka mengikuti ajakan jejak Rasulullah, dimana tidak mereka temui dari ajarannya tersebut, unsur-unsur penyamaan pada Al-Kholiq serta peniadaan. Sehingga segala sesuatunya itu telah mereka definisikan dengan penyandaran kepada kepunyaan yang Maha Tunggal yakni Haqqul Qadam di mana alam yang baru itu adalah milik Dzat Yang Maha Terdahulu, yang mana dinyatakan bahwa segala sesuatu yang ada itu dengan sifat Ketiadaan (ada yang bersifat nisbi).
"Tauhid itu adalah suatu peng-Esaan pada yang lama dari yang baru". Hal itu adalah menurut pendapat dari guru sufi terbesar yang bernama Imam Al-junaidi, semoga rahmatnya senantiasa selalu bersamanya. Bahkan mengenai beberapa ketentuan dasar hukum mengenai akidah telah di garikan berdasarkan dalil-dalil yang jelas dan juga kesaksian-kesaksian yang nampak oleh sejumlah pebesar kaum sufi.
Oleh sebab itu tapak-tapak kaki penipu sudah pasti dan jelas akan menjerumuskan seseorang kelembah nafsu kerusakan, jika orang tersebut agamanya belumlah di dirikan di atas ilmu tauhid dengan satu kesaksian dari bermacam kesaksian atau pembuktian akan ke Esaan Allah yang berdasarkan pada keyakinan serta sikap yang nyata setelah memasuki alam logika yang benar. Semua itu adalah menurut dari pernyataan Imam Ahmad bin Muhammad Al-jariri. Dimana ungkapan di atas itu mengandung arti bahwa seseorang itu akan jatuh dari jalan yang bisa untuk menyelamatkan dirinya jika orang tersebut mengikuti saja pada sesuatu pendapat tanpa dia mengerti dulu akan dasar serta tujuannya , bahkan mengenai dalil-dalil tauhidnya, yang mana hal yang bisa untuk menyelamatkan dirinya itu adalah sunnah Rasulullah SAW. Sehingga ia akan menjadi tertawaan dalam lembah kerusakan. Akan tetapi lain lagi dengan orang yang senantiasa meneliti serta merenungkan akan ucapan, serta kalimat yang telah diucapkan oleh para guru sufi , diamatinya dengan benar dan seksama , serta sungguh-sungguh, karenanya dalam berapa pendapat, kesepakatan juga perbedaan antara mereka akan ditemui sesuatu yang akan bisa untuk memperkuat perenungannya, dengan suatu hasil ringkasan bahwa hakekat kebenaran itu tidak akan di lupakan oleh suatu kaum dalam proses pencarian hakekat dari tujuan akhir dan juga rohaninya tidak bisa mi'raj ke langit dalam pencariannya tersebut ia tflah berpijak pada kelupaan.
A. MAKNA SUFI YANG SEBENARNYA
Sebelum kita melangkah lebih dalam, maka kita haruslah mengerti apa sebenarnya makna dari kata sufi tersebut. Sebenarnya di zaman Nabi itu sendiri kata sufi tidaklah di jumpai baik secara jelas, baik dalam Al-Qur'an , apalagi dalam hadist. Hanya saja kata sufi disini hanyalah merupakan suatu julukan atau gelar bagi seseorang, namun demikian banyak dari kalangan para ahli yang mencoba untuk menggali akan sumber asli kata tersebut , dengan tujuan dan harapan bahwa makna yang sebenarnya itu dapat di ketahui dengan jelas.
Meskipun demikian disini masih banyak terdapat banyak pendapat dimana kata sufi itu memiliki beberapa penyandaran antara lain:
1.<< Kata sufi itu asalnya dari perbendaharaan kata Yunani yakni diambil dari kata sophia dimana artinya adalah kebijaksanaan. Dan nampaknya kata-kata tersebut pula sebagai akar kata dari filsafat.
Berikut ini adalah pendapat yang datangnya dari para Orientalis, adapun ungkapan katanya itu berbunyi "Kala orang-orang Arab berfilsafat dalam masalah ibadah, karenanya kata itu diubahnya dengan kata sufi, sehingga kata tersebut bagi kaum yang senang dalam beribadah juga untuk berfilsafat keagamaan, maka kata sufi itulah sebagai kata sebutannya.
Karenanya dari kacamata ilmiah , kata tersebut tidaklah dapat untuk diterima ,bahkan kata itu juga tidaklah berdasarkan , bahkan bisa pula untuk mengacaukan pengertian dari kata tasawwuf atau sufi, hal ini adalah menurut pendapanya Thaha A. Baqi Surur. Sesungguhnya dari dulu yang namanya kaum orientalis itu ingin sekali untuk memporak-porandakan ajaran Islam yang disertai bermcam-macam aturan liciknya, maka mereka memasukkan suatu pendapat yang tak ada dasarnya ke dalam ajaran Islam , dengan tujuan supaya mereka orang-orang awam dalam hal agama dengan mudahnya untuk menerima atau melaksanakan pendapat tersebut yang berakibat sangat vatal selali, karenanya jika kita tak mau untuk dikatakan sebagai kaum yang salah maka hendaklah dimengerti terlebih dahulu akan datangnya pendapat-pendapatyang sumbernya bukan berasal dari hadits atau Al-Qur'an, sebelm kita mengikuti akan suatu pendapat , konsultasikanlah dahulu dengan mereka yang lebih menguasai dalam masalah agama, jika kita itu menerima pendapat yang dilontarkan oleh kaum orientalis seperti yang telah disebutkan diatas, maka berti kita berpartisipasi tradisi dari masyarakat Yunani.
sekian dulu
wassalamu'alaikum wr.wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar