Kamis, 25 April 2013

PENJABARAN MENGENAI SUFI PART 2

assalamu'alaikum wr.wb.


lanjutan dari
PENJABARAN MENGENAI SUFI PART 1



sumber:
serokan picis mobile blogs

2. Asal kata sufi itu dari kata Shaff, yang mana artinya adalah barisan. Adapun semua itu mengandung maksud maksud bahwa karena akan ketinggiannya iman serta taqwanya maka para sufi itu kelak pada hadapan Allah SWT, senantiasa berada pada barisan yang pertama . Tentu saja semua itu tidaklah mudah untuk diucapkan , semua haruslah diikuti dengan perbuatan yang benar-benar mencerminkan tingkah laku seorang muslim sejati yang berdarkan ajaran agama , sesuai dengan Al-Qur'an dan juga Hadist.


3. Kata sufi itu berasal dari kata sufah. Dahulu pada zaman jahiliyah , ada seorang lelaki yang gemar dalam mengerjakan ibadah disekeliling ka'bah dan nampaknya semua waktunya itu selalu dihabiskan untuk beribadah karenanya ia memperoleh julukan sufah tersebut. Adapun ia itu memiliki nama aslinya Ghouts bin Mur. Dan mengapa julukan itu disandangkan kepadanya semua itu , bertujuan bahwa disimak dari kepribadiannya sehari-hari , ternyata waktunya itu dihabiskan hanya untuk beribadah. Karena itulah ia pantas untuk memperoleh julukan atau sebutan itu disandangkan kepada non muslim dalam arti kata jahiliyah. Ini tidak dapat diterima , sebab sebutan sufi itu sangatlah mulia.

4. Sufi itu asalnya dari kata Shuffah, lalu kata ini dikaitkan dengan sebutan ahlus shuffah, yakni segolongan dari kaum Muhajirin dan Anshor yang sangat miskin, dimana disisi masjid Rasulullah SAW, adalah sebagai tempat tinggalnya , dan mereka tinggal dalam sebuah ruangan sisi masjid itu dalam beribadah.


Selain hanya beribadah yakni sholat, puasa , sholat malam, keluar untuk berperang dan juga belajar Al-Qur'an maka dalam sehari-harinya ,segolongan kaum miskin tersebut tak ada aktifitas lagi, mereka jika tidur hanya berbantalkan sebuah pelana kuda, jangankan untuk membuka usaha dagang, untuk membuka lahan pertanian, atau mungkin suatu keahlian dalam bidang tertentu sama sekali tak menpunyai, akibat dari miskinnya tersebut. Akan tetapi dari kalangan masyarakat yang awam mereka telah mengira bahwa segolongan orang tersebut , hidupnya selalu dalam kecukupan hasil dari pembagian rampasan perang lantaran meraka telah terlibat dalan peperangan dan juga jatah dari Rosulullah. Sebab itulah dari saking miskinnya , maka untuk menampung mereka semua itu di samping masjid Nabawi , telah dibangun oleh Rosullah SAW, sebagai tempat tinggalnya, walaupun demikian mereka tetap menjaga akan kebersihan dan kesucian dari tempat tinggalnya tersebut dari segala macam perbuatan juga ketulusan jiwa dan kesucian hatinya telah dipeliharanya, bahkan mereka senantiasa mendekatkan dirinya hanya kepada Alloh SWT. Sehingga mereka itu lebih akrab untuk dipanggil sebagai ahlus shuffah, dimana secara harfiyah berarti pemilik pelana atau dalam penjabarannya adalah suatu kaum yang rela dalam hidup sederhana hanya dengan berbantalkan pelana.


jika kita rama sekali tidak paham akan makna sufi itu sebenar-benarnya maka yang pasti dampak negatiflah yang akan muncul didalam memahami akan pengertian sufi itu sendiri. Berdasarkan pada uraian tersebut diatas bahwa segolongan orang yang sangat miskin telah tinggal disamping masjid Nabawi , sehingga yang demikian telah itulah yang seakan-akan menggambarkan bahwa sufi itu adalah kaitannya dengan suatu kehidupan miskin dan memperihatinkan , mungkin saja pendapat itu timbul dari pendapat yang tak mengerti akan makna sufi secara benar dan jelas. Selain hanya untuk beribadah mereka itu tak ada lagi yang dikerjakannya , sebab tidak adanya keahlian dalam suatu bidang atau lapangan pekerjaan tertentu, dan nampaknya kemiskinan mereka itu bukan lantaran kejahatan tangan seseorang atau sekelompok golongan ,bukan. Namun kemiskinan mereka itu hanya disebabkan oleh kepasrahannya dalam kungkungan nasibnya yang tak mau untuk merubhnya sendiri, bukankah didalam Al-Qur'an sudah diterngkan bahwa "Sesungguinya Alloh SWT , tidak akan merubah nasib seseorang jika orang tersebut tidak mau untuk merubahnya sendiri".


Coba kita simak , bukankah mausia itu diciptakan oleh Alloh SWT, sebaik-baiknya dan sesempurna makhluk-Nya dibandingkan dengan makhluk lainnya, mari kita tengok kebelakang untuk mengamati akan makhluk yang bernama ayam, dia itu hanya diberi oleh Alloh alat untuk berjalan dua, dari dua alat tersebut dia selalu mengorek-orek tanah gunanya untuk mendapatkan makanan, makhluk yang namanya ayam itu saja memiliki insting untuk mencari rizqinya , lalu mengapa dengan kita yang telah diciptakan oleh-Nya dengan anggota tubuh yang amat sempurna tak mau untuk mencari dan mencari untuk kehidupan kita sendiri ?. Memang ada benarnya jika seseorang itu mempunyai pendapat bahwa sufi itu erat dengan kemiskinan, jika dikaitkan dengan pendapat yang didepen. Semua itu yang telah dirujukkan pada pengaruh akan pengertian sufi dari aliran ahlus shiffah. Dimana mereka meninggalkan akan kehidupan dunia dengan cara berpakaian kumal serta lusuh pokoknya layaknya seorang pengemis dan hanya mementikan akan kehidupan akhirat belaka.


Bahkan ada juga yang mengutarakan pendapatnya , bahwa sufi itu asalnya dari kata Shuf dimana artinya adalah bulu domb, yang mana pendapat ini dikaitkan pada orang-orang yang memakai pakaian bulu domba atau wol. Disamping itu pula ada yang memakai pakaian bulu itu berasal dari kata shofa berartikan bening, karenanya untuk yang lebih pas menenai kata sufi berikut ini, yang dijelaskan oleh Abu Al-Fath Al Basti , yang mana kata sufi itu disandarkan pada kota shofa yaitu bening hati. Dimana ciri khas tersendiri dari seorang sufi itu ialah hatinya haruslah bening serta juga bersih pula hatinya.

Ternyata dari sekian banyaknya pendapat akan kata sufi , bagi diri penulis pribadi nampaknya lebih memilih pada keterangan atau pendapat yang akhir ini, yakni kata sufi yang identik dengan makna bersihnya hati ya mana hal ini telah menggambarkan akan karakter sufi yang sejati. Dari pengertian demikian ini ternyata tak ada pendapat yang bersifat negatif , juga tak ada kesan yang bersifat nyleneh yang biasa dibuat-buat melainkan sufi itu adalah segolongan orang yang selalu berikhtiar untuk membersihkan hatinya supaya dapat selalu berdekatan dengan Alloh SWT, sehingga hal ini pas sekali dengan semangat ajaran tasawwuf itu sendiri, dimana intinya adalah pembersihan hati.



wassalamu'alaikum wr.wb.

Rabu, 24 April 2013

penjabaran mengenai tokoh sufi part 1

assalamu'alaikum wr.wb.

Ingat wahai para hamba Allah SWT. yang telah memperoleh akan kasih sayang-Nya. Sungguh kaidah-kaidah ajaran sufi itu telah di bangun oleh para guru kaum sufi atas dasar prinsi ketauhidan yang benar. Mereka memelihara dari segala macam perbuatan bid'ah serta mendekatkannya sesuatu yang mereka peroleh dari para kaum terdahulu juga dari ahli sunnah , yakni mereka mengikuti ajakan jejak Rasulullah, dimana tidak mereka temui dari ajarannya tersebut, unsur-unsur penyamaan pada Al-Kholiq serta peniadaan. Sehingga segala sesuatunya itu telah mereka definisikan dengan penyandaran kepada kepunyaan yang Maha Tunggal yakni Haqqul Qadam di mana alam yang baru itu adalah milik Dzat Yang Maha Terdahulu, yang mana dinyatakan bahwa segala sesuatu yang ada itu dengan sifat Ketiadaan (ada yang bersifat nisbi).

"Tauhid itu adalah suatu peng-Esaan pada yang lama dari yang baru". Hal itu adalah menurut pendapat dari guru sufi terbesar yang bernama Imam Al-junaidi, semoga rahmatnya senantiasa selalu bersamanya. Bahkan mengenai beberapa ketentuan dasar hukum mengenai akidah telah di garikan berdasarkan dalil-dalil yang jelas dan juga kesaksian-kesaksian yang nampak oleh sejumlah pebesar kaum sufi.

Oleh sebab itu tapak-tapak kaki penipu sudah pasti dan jelas akan menjerumuskan seseorang kelembah nafsu kerusakan, jika orang tersebut agamanya belumlah di dirikan di atas ilmu tauhid dengan satu kesaksian dari bermacam kesaksian atau pembuktian akan ke Esaan Allah yang berdasarkan pada keyakinan serta sikap yang nyata setelah memasuki alam logika yang benar. Semua itu adalah menurut dari pernyataan Imam Ahmad bin Muhammad Al-jariri. Dimana ungkapan di atas itu mengandung arti bahwa seseorang itu akan jatuh dari jalan yang bisa untuk menyelamatkan dirinya jika orang tersebut mengikuti saja pada sesuatu pendapat tanpa dia mengerti dulu akan dasar serta tujuannya , bahkan mengenai dalil-dalil tauhidnya, yang mana hal yang bisa untuk menyelamatkan dirinya itu adalah sunnah Rasulullah SAW. Sehingga ia akan menjadi tertawaan dalam lembah kerusakan. Akan tetapi lain lagi dengan orang yang senantiasa meneliti serta merenungkan akan ucapan, serta kalimat yang telah diucapkan oleh para guru sufi , diamatinya dengan benar dan seksama , serta sungguh-sungguh, karenanya dalam berapa pendapat, kesepakatan juga perbedaan antara mereka akan ditemui sesuatu yang akan bisa untuk memperkuat perenungannya, dengan suatu hasil ringkasan bahwa hakekat kebenaran itu tidak akan di lupakan oleh suatu kaum dalam proses pencarian hakekat dari tujuan akhir dan juga rohaninya tidak bisa mi'raj ke langit dalam pencariannya tersebut ia tflah berpijak pada kelupaan.

A. MAKNA SUFI YANG SEBENARNYA


Sebelum kita melangkah lebih dalam, maka kita haruslah mengerti apa sebenarnya makna dari kata sufi tersebut. Sebenarnya di zaman Nabi itu sendiri kata sufi tidaklah di jumpai baik secara jelas, baik dalam Al-Qur'an , apalagi dalam hadist. Hanya saja kata sufi disini hanyalah merupakan suatu julukan atau gelar bagi seseorang, namun demikian banyak dari kalangan para ahli yang mencoba untuk menggali akan sumber asli kata tersebut , dengan tujuan dan harapan bahwa makna yang sebenarnya itu dapat di ketahui dengan jelas.

Meskipun demikian disini masih banyak terdapat banyak pendapat dimana kata sufi itu memiliki beberapa penyandaran antara lain:
1.<< Kata sufi itu asalnya dari perbendaharaan kata Yunani yakni diambil dari kata sophia dimana artinya adalah kebijaksanaan. Dan nampaknya kata-kata tersebut pula sebagai akar kata dari filsafat.
Berikut ini adalah pendapat yang datangnya dari para Orientalis, adapun ungkapan katanya itu berbunyi "Kala orang-orang Arab berfilsafat dalam masalah ibadah, karenanya kata itu diubahnya dengan kata sufi, sehingga kata tersebut bagi kaum yang senang dalam beribadah juga untuk berfilsafat keagamaan, maka kata sufi itulah sebagai kata sebutannya.


Karenanya dari kacamata ilmiah , kata tersebut tidaklah dapat untuk diterima ,bahkan kata itu juga tidaklah berdasarkan , bahkan bisa pula untuk mengacaukan pengertian dari kata tasawwuf atau sufi, hal ini adalah menurut pendapanya Thaha A. Baqi Surur. Sesungguhnya dari dulu yang namanya kaum orientalis itu ingin sekali untuk memporak-porandakan ajaran Islam yang disertai bermcam-macam aturan liciknya, maka mereka memasukkan suatu pendapat yang tak ada dasarnya ke dalam ajaran Islam , dengan tujuan supaya mereka orang-orang awam dalam hal agama dengan mudahnya untuk menerima atau melaksanakan pendapat tersebut yang berakibat sangat vatal selali, karenanya jika kita tak mau untuk dikatakan sebagai kaum yang salah maka hendaklah dimengerti terlebih dahulu akan datangnya pendapat-pendapatyang sumbernya bukan berasal dari hadits atau Al-Qur'an, sebelm kita mengikuti akan suatu pendapat , konsultasikanlah dahulu dengan mereka yang lebih menguasai dalam masalah agama, jika kita itu menerima pendapat yang dilontarkan oleh kaum orientalis seperti yang telah disebutkan diatas, maka berti kita berpartisipasi tradisi dari masyarakat Yunani.


sekian dulu
wassalamu'alaikum wr.wb

Rabu, 29 Agustus 2012

salafi wahabi hancur

Hidayatullah.com: Salafi Wahabi Hancurkan Makam Syekh Al Asmar
Posted on Maret 19, 2012 by A Nizami

Wahabi… Wahabi…

Kalau menghancurkan berhala, saya setuju ada sunnahnya.
Tapi menghancurkan makam orang saleh? Apa benar Nabi pernah berbuat begiitu?
Yang ada adalah Nabi menghormati orang yg telah meninggal:
Nabi: “Apabila kamu melihat jenazah, maka berdirilah. Barangsiapa yang mengantarkannya, maka janganlah ia duduk sebelum jenazah itu diletakkan.” [HR Bukhari]
Nabi sholat di depan kuburan guna mensholati jenazah yg sudah dikubur:

Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa Rasulullah lewat dekat sebuah kuburan yang baru semalam dikuburkan, (dan beliau bertanya tentang orang itu, “Siapakah ini?” Mereka menjawab, “Fulan.” 2/93). Lalu beliau bertanya lagi, “Kapan mayit ini dikuburkan?” Mereka menjawab, “(Dikuburkan 2/90) tadi malam.” Nabi bertanya, “Mengapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?” Mereka menjawab, “Kami kuburkan ia tengah malam yang sangat gelap. Karena itu, kami tidak mau membangunkan engkau.” Nabi berdiri, dan kami berbaris di belakang beliau untuk shalat.” Ibnu Abbas berkata, “Aku ketika itu berada di antara mereka, lalu beliau menshalatinya, (dan bertakbir empat kali).” [HR Bukhari]

Dan Nabi memerintahkan Ziarah Kubur:
Dari Buraidah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Saya telah pernah -dahulu- melarang engkau semua perihal ziarah kubur, tetapi sekarang berziarahlah ke kubur itu!” (Riwayat Muslim) Dalam riwayat lain disebutkan: “Maka barangsiapa yang hendak berziarah kubur, maka baiklah berziarah, sebab ziarah kubur itu dapat mengingatkan kepada akhirat.”

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah s.a.w. itu setiap malam gilirannya di tempat Aisyah, beliau s.a.w. lalu keluar pada akhir malam ke makam Baqi’, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai perkampungan kaum mu’minin, akan datang padamu semua apa-apa yang engkau semua dijanjikan besok yakni masih ditangguhkan waktunya. Sesungguhnya kita semua ini Insya Allah menyusul engkau semua pula. Ya Allah, ampunilah para penghuni makam Baqi’ Algharqad ini.”[54] (Riwayat Muslim)

Dari Buraidah r.a., katanya: “Nabi s.a.w. mengajarkan kepada mereka -para sahabat- jikalau mereka keluar berziarah ke kubur supaya seseorang dari mereka mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para penghuni perkampungan-perkampungan -yakni kubur-kubur- dari kaum mu’minin dan Muslimin. Sesungguhnya kita semua Insya Allah menyusul engkau semua. Saya memohonkan kepada Allah untuk kita dan untukmu semua akan keselamatan.” (Riwayat Muslim)

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Rasulullah s.a.w. berjalan melalui kubur-kubur Madinah lalu beliau menghadap kepada mereka -penghuni-penghuni kubur-kubur- itu dengan wajahnya, kemudian mengucapkan -yang artinya-: “Keselamatan atasmu semua hai para ahli kubur, semoga Allah memberikan pengampunan kepada kita dan kepadamu semua. Engkau semua mendahului kita dan kita akan mengikuti jejakmu.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

Itulah Sunnah Nabi.
Kalau menghancurkan Kuburan orang Saleh itu sunnah siapa ya? Sebab Nabi tidak pernah melakukannya.
Apa Sunnah Muhammad bin Abdul Wahhab yang menganggap orang yang menziarahi kubur sebagai Penyembah Kuburan?
http://kabarislam.wordpress.com/2012/03/03/muhammad-bin-abdul-wahhab

Ada kemungkinan kasus pembongkaran Makam Mbah Priok di Koja akibat ulah Wahabi yg ada di MUI Jakarta Utara yg menuduh ada penyimpangan. Puluhan orang luka2 dan beberapa tewas karenanya. Padahal jika ada penyimpangan, bukan makamnya yg dibongkar. Tapi lakukan dakwah yg benar dgn hikmah:

http://metro.vivanews.com/news/read/169981-mui–ziarah-kubur-mbah-priok-menyimpang

dan

http://gresnews.me/topic/Makam-Mbah-Priuk
Salafy Libya Hendak Hancurkan Makam Syeikh Al Asmar

Sabtu, 10 Maret 2012

Hidayatullah.com–Juru bicara Tajammu’ Tsuwar Libya (Perserikatan Pro Revolusi Libya) menyampaikan bahwa pihaknya memperoleh informasi adanya gerakan lebih dari 200 kendaraan tempur dan 3000 personel pasukan yang menamakan diri sebagai Liwa Tsuwar Libya (Panji Pro Revolusi Libya) bentukan pasukan Salafy dari berbagai wilayah menuju ke kota Zliten untuk menghancurkan makam di wilayah itu, demikian lansir Bawwabah Al Ahram (9/3/2012).

Pihak At Tajammu` juga menambahkan bahwa gerakan pasukan Salafiyah ke Zliten bertujuan untuk menghancurkan makam Syeikh Abdussalam Al Asmar yang berada di kota tersebut.

Syeikh Abdussalam Al Asmar sendiri merupakan seorang faqih madzhab Maliki yang wafat pada tahun 981 H yang menjadi guru rujukan mayoritas ulama Malikiyah Libya di waktu itu. Ulama yang juga tokoh sufi ini mendirikan masjid dan pusat pendidikan Islam di Zilten yang kini berumur lebih dari 500 tahun yang dikenal sebagai Zawiyah Syeikh Abdussalam Al Asmar. Namanya juga diabadikan sebagai nama universitas Islam di Zliten Jami’ah Al Asmariyah yang berkonsentrasi di bidang ilmu syariah.

Komentar seorang Wahabi:

Abdol , Sabtu, 10 Maret 2012
karena meraka ( masyarakat sekitarnya ) tidak menggunakan makam seperti yang diajarkan oleh Islam.

Sumber:

http://hidayatullah.com/read/21604/10/03/2012/salafy-libya-hendak-hancurkan-makam-syeikh-al-asmar.html

Sabtu, 18 Agustus 2012

Membina Keluarga Seindah Impian




ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB.

Membina Keluarga Seindah Impian

By: M. Agus Syafii

Memiliki keluarga seindah surga adalah impian setiap insan. Upaya untuk mewujudkan keluarga seindah surga yang memberikan ketenteraman dan kedamaian diperlukan pilar-pilar yang kokoh, perjuangan, kesabaran dan pengorbanan. Banyak orang sebelum menikah, yang terbayang baiti jannati, rumahku surgaku tanpa mengerti bagaimana membina keluarga agar menjadi seindah surga. Begitu kita memasuki gerbang pintu kehidupan keluarga sesungguhnya, rumah tangga seindah surga semakin melambung tinggi ke langit dan kehidupan rumah tangga bagai neraka menjadi membumi, pertengkaran dan konflik menjadi menu sehari-hari. Ketika keluarga telah berubah menjadi neraka hal itu pertanda telah tercerabutnya ketenteraman dan kedamaian dalam keluarga. Dari hari kehari bahtera rumah tangga melaju dalam konflik dan peperangan yang tidak pernah usai sehingga yang nampak perselisihan, kata-kata kasar, bentakan , kemaksiatan & kemungkaran telah menjajah relung hati rumah tangga kita. Dalam kondisi keluarga bagai neraka kita menjadi tertekan, kecewa, depresi karena impian yang indah dulu kita miliki tiba-tiba terhempas badai kehidupan, menghilang sirna.

Itulah sebabnya bagi mereka yang telah menikah, terwujudnya keluarga seindah surga berbanding dengan kemungkinan keluarga laksana neraka yang membuat terasa perih dihati bagi penghuninya karena setiap keluarga yang kita bangun memiliki ruang kebahagiaan dan penderitaan. Jadi, Sebuah keluarga agar bisa menjadi seindah surga adalah sebuah pilihan, komitmen dan upaya sungguh-sungguh pasangan suami istri sebagai desainer rumah tangga untuk mengikuti empat hal akan menjadi faktor mewujudkan keluarga seindah impian sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah, ada empat hal (idza aradallohu bi ahli baitin khoiran) (a) memiliki kecenderungan kepada agama, (b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda, (c) sederhana dalam belanja, (d) santun dalam bergaul dan (e) selalu introspeksi.

"Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga, maka Allah akan memasukkan rasa kasih sayang di dalam diri mereka" (HR. Ahmad).

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Yuk, raih kebahagiaan di hari kemenangan dg hadir pada kegiatan "Hari Nan Fitri Bersama" (HANIF), Ahad, 23 Oktober 2011 Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi Paket sembako, baju baru untuk anak2, konsumsi, peralatan sekolah. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: agussyafii@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431

Jumat, 17 Agustus 2012

catatanku untuk yang pertama

assalamu'alaikum wr.wb. Mukjizat Sholat Dan Doa Cintanya Tak Seindah Impian By: M. Agus Syafii Cintanya tak seindah impian, membuatnya terluka perih. Air matanya telah mengering. Sebagai seorang istri, hatinya terpukul ketika mengetahui suaminya memiliki cinta pada perempuan yang lain. Meskipun suaminya menyadari kesalahan dan telah bertaubat serta meminta maaf namun rasa perih terluka, marah dan kecewa masih berkecamuk dihatinya. Itulah sebabnya rumah tangga yang dibina seperti api dalam sekam. Terlihat harmonis dari luar, tetapi di dalam berlangsung perang dingin. "Setiap teringat penyelewengannya, hati saya bagai tersayat perih. Bila dia tersenyum, saya membayangkan senyuman itu dilontarkan untuk perempuan lain. Setiap dia membelai, saya terbayang suami saya membelai perempuan lain, Emosi saya tertahan dan setiap saat meledak." tuturnya ditengah rasa sakit hati yang terluka. Ditengah kegalauan, dirinya berkenan bershodaqoh ke Rumah Amalia, memohon kepada Allah agar diberikan ketenangan hati. Allah menjawabnya, tiba-tiba dirinya merasa bersyukur bahwa cobaan untuk keluarganya datang dari sang suami sehingga bila dia memaafkan bukan hanya keluarga yang menjadi utuh tetapi dia juga mendapatkan pahala. Dirinya teringat bagaimana Rasulullah yang begitu mulia, mau memaafkan kesalahan orang lain. Keikhlasannya untuk memaafkan dan menerima ketetapan Allah, tiada cobaan yang diberikanNya melainkan untuk kebaikan baginya dan keluarganya. Serta tidak ada cobaan yang diberikan oleh Allah yang tak akan sanggup dijalaninya. Akhirnya hubungan dirinya dan suaminya telah pulih kembali, sebagai seorang istri, dia bersyukur bahwa Allah telah memberikan petunjuk pada suaminya sehingga menyadari kesalahannya dan mau bertaubat. "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (QS. an-Nur :22). Wassalam, M. Agus Syafii -- -- Yuk, raih kebahagiaan di hari kemenangan dg hadir pada kegiatan "Hari Nan Fitri Bersama" (HANIF), Ahad, 23 Oktober 2011 Jam 9.sd 12 siang di Rumah Amalia. Bila berkenan berpartisipasi Paket sembako, baju baru untuk anak2, konsumsi, peralatan sekolah. Kirimkan ke Rumah Amalia Jl. Subagyo IV blok ii, No. 24 Komplek Peruri, Ciledug, Tangerang 15151. Dukungan & partisipasi anda sangat berarti bagi kami. Info: agussyafii@yahoo.com atau SMS 087 8777 12 431

wa'alaikum salam wr.wb.